Pengangguran
merupakan masalah ekonomi makro yang selalu terjadi dalam suatu negara,
khususnya di Negara Indonesia. Pengangguran di negara Indonesia semakin
hari semakin bertambah. Namun, belum ada solusi yang tepat dalam
menangani masalah Pengangguran ini. Mengapa pengangguran terjadi?
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas masalah pengangguran. Dalam pembahasan mengenai pengangguran ini, saya akan membahas Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran. Pembahasan mengenai Pengangguran ini yaitu sebagai berikut.
Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.
Jenis pengangguran dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai berikut.
1) Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
Pengangguran Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya perekonomian di suatu negara. Pada saat perekonomian mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun, akibatnya barang berhenti di gudang karena penjualan merosot dan perusahaan mengurangi kegiatan produksinya. Dampak dari pengurangan kegiatan produksi adalah para pekerja turut diberhentikan dari pekerjaannya.
2) Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur perekonomian. perubahan struktur tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya yaitu awalnya merupakan sektor pertanian mengalami peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur. Peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri memerlukan penyesuaian keterampilan dan keahlian sehingga tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu.
3) Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full employment saat jumlah penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena faktor jarak dan kurangnya informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha juga tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara umum penganggurang friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu pengangguran dapat dipersingkat dengan penyediaan informasi kerja yang lengkap.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin/peralatan canggih sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penerimaan tenaga kerja manusia semakin menurun akibat didominasi oleh penggunaan mesin atau peralatan yang canggih dalam menjalankan proses produksi.
Munculnya berbagai peralatan canggih sangat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai pekerjaannya. Misalnya, penggunaan forklift di suatu pabrik. Keberadaan alat ini dapat menyelesaikan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh beberapa tenaga kerja sekaligus sehingga dampak yang timbul adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan digantikan oleh alat tersebut. Selanjutnya, bila tidak tersedia cukup lapangan kerja maka tenaga kerja yang tergantikan tersebut akan menganggur.
b. Menurut Lama Waktu Kerja
1) Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini biasanya memiliki produktivitas marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula negatif. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini:
a) Lapangan kerja tidak tersedia.
b) Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan.
Data berikut ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau, kota, dan desa, menurut golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan jenis kelamin.
2) Pengangguran tidak sepenuh waktu
Negara berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur sepenuhnya, tetapi juga memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh waktu menganggur atau disebut setengah menganggur. Pengangguran semacam ini dapat diketahui bila kita memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu pekerjaan (misalnya dari sektor pertanian) ke pekerjaan yang lain, (misalnya sektor industri), dan ternyata pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi produksi dari sektor pertanian tersebut. Ini berarti pada sektor pertanian terdapat pengangguran yang tidak sepenuhnya waktu (under employment).
3) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan. Ketidakcocokan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.
4) Pengangguran Musiman
Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di sektor pertanian setelah habis panen sampai musim tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua para nelayan banyak yang menganggur.
a. Pendapatan per kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pendapatan rendah pendapatan per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji. Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran biaya-biaya seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
a. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena resesi. Penurunan kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan barang. Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak pengurangan produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka perusahaan akan mengurangi pekerja dengan jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau menghentikan usahanya sama sekali.
Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang menganggur.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran friksional adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin.
d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada musim-musim tertentu, seperti petani yang menganggur setelah musim tanam. Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu.
Demikian pembahasan mengenai Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran. Semoga tulisan mengenai Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
copy : http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-jenis-dampak-dan-cara.html
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas masalah pengangguran. Dalam pembahasan mengenai pengangguran ini, saya akan membahas Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran. Pembahasan mengenai Pengangguran ini yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran (unemployment) terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan lebih banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Selain itu pengangguran dapat juga diartikan orang yang termasuk dalam angkatan kerja yang sedang berusaha menemukan atau mencari pekerjaan dan belum mendapatkan pekerjaan tersebut. Yang termasuk dalam angkatan kerja yaitu 15 sampai 64 tahun yang merupakan golongan angkatan kerja.Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.
2. Jenis-Jenis Pengangguran
a. Berdasarkan Sebab terjadinyaJenis pengangguran dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai berikut.
1) Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
Pengangguran Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya perekonomian di suatu negara. Pada saat perekonomian mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun, akibatnya barang berhenti di gudang karena penjualan merosot dan perusahaan mengurangi kegiatan produksinya. Dampak dari pengurangan kegiatan produksi adalah para pekerja turut diberhentikan dari pekerjaannya.
2) Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur perekonomian. perubahan struktur tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya yaitu awalnya merupakan sektor pertanian mengalami peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur. Peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri memerlukan penyesuaian keterampilan dan keahlian sehingga tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu.
3) Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full employment saat jumlah penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena faktor jarak dan kurangnya informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha juga tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara umum penganggurang friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu pengangguran dapat dipersingkat dengan penyediaan informasi kerja yang lengkap.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin/peralatan canggih sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penerimaan tenaga kerja manusia semakin menurun akibat didominasi oleh penggunaan mesin atau peralatan yang canggih dalam menjalankan proses produksi.
Munculnya berbagai peralatan canggih sangat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai pekerjaannya. Misalnya, penggunaan forklift di suatu pabrik. Keberadaan alat ini dapat menyelesaikan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh beberapa tenaga kerja sekaligus sehingga dampak yang timbul adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan digantikan oleh alat tersebut. Selanjutnya, bila tidak tersedia cukup lapangan kerja maka tenaga kerja yang tergantikan tersebut akan menganggur.
b. Menurut Lama Waktu Kerja
1) Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini biasanya memiliki produktivitas marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula negatif. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini:
a) Lapangan kerja tidak tersedia.
b) Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan.
Data berikut ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau, kota, dan desa, menurut golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan jenis kelamin.
2) Pengangguran tidak sepenuh waktu
Negara berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur sepenuhnya, tetapi juga memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh waktu menganggur atau disebut setengah menganggur. Pengangguran semacam ini dapat diketahui bila kita memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu pekerjaan (misalnya dari sektor pertanian) ke pekerjaan yang lain, (misalnya sektor industri), dan ternyata pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi produksi dari sektor pertanian tersebut. Ini berarti pada sektor pertanian terdapat pengangguran yang tidak sepenuhnya waktu (under employment).
3) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan. Ketidakcocokan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.
4) Pengangguran Musiman
Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di sektor pertanian setelah habis panen sampai musim tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua para nelayan banyak yang menganggur.
3. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan prndapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.a. Pendapatan per kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pendapatan rendah pendapatan per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji. Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran biaya-biaya seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
4. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran bagi seseorang, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu ada upaya terpadu dalam bidang kesempatan kerja.a. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena resesi. Penurunan kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan barang. Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak pengurangan produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka perusahaan akan mengurangi pekerja dengan jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau menghentikan usahanya sama sekali.
Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang menganggur.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran friksional adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin.
d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada musim-musim tertentu, seperti petani yang menganggur setelah musim tanam. Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu.
Pengangguran |
Demikian pembahasan mengenai Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran. Semoga tulisan mengenai Pengertian Pengangguran, Jenis-Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
copy : http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-jenis-dampak-dan-cara.html